KEUMAMAH PRIMADONA KHAS ACEH



Keumamah adalah salah satu oleh-oleh khas Aceh, selain enak makanan  ini juga merupakan penganan unik bagi para pelancong. Konon katanya makanan ini muncul dikarenakan Aceh yang ketika itu dilanda perang berkepanjangan menuntut masyarakat aceh tetap siaga dan menyesuaikan diri untuk bertahan hidup.

Keumamah merupakan makanan alternatif pada saat itu, tidak membutuhkan proses yang rumit tetapi bisa disimpan sampai 2 tahun, masyakat aceh yang pada saat itu mengalami krisis makanan harus berfikir untuk menemukan cara mengawetkan makanan. keumamah lah hasilnya, dari sekian makanan khas aceh, keumamah lah yang merupakan makanan yang lumayan lama bisa bertahan dan tidak akan basi sama sekali. 
Keumamah atau bisa juga disebut dengan ikan kayu ini mempunyai tekstur keras. Terbuat dari ikan tongkol yang melalui serangkaian proses pembuatannya sekitar 3-4 hari. Mulai dari dibersihkan dan ditaburi garam untuk kemudian direbus, selanjutnya dibuang tulang belulangnya, dan yang terakhir dijemur hingga pada tekstur yang diinginkan.
Penggunaan garam dan penjemuran tersebut membuat keumamah atau ikan kayu ini awet hingga kurang lebih dua tahun. Ikan keumamah yang telah diolah dan dikemas sedemikian rupa bisa kita jumpai di pasar-pasar tradisional aceh dan juga toko oleh-oleh khas aceh.
Bagi para wisatawan mungkin penganan ini bisa jadi salah satu altrnatif untuk dijadikan oleh-oleh terlebih lagi bagi para pelancong yang datang dari jauh. Selain enak, keumamah untuk saat ini juga sangat mengikuti trend jaman kekian namun juga awet untuk di simpan.
Banyak fariasi keumamah yang dijual di pasar-pasar tradisional dan toko oleh-oleh, contohnya seperti keumamah yang siap saji, bentuknya sama dengan masakan keumamah pada umumnya namun yang membedakan adalah kemasannya.
Jika keumamah pada umumnya hanya bentuk ikan yang dibungus tetapi belum diolah namun kali ini keumamah sudah diolah atau dimasak dengan menggunakan beberapa bumbu khas aceh  atau sering disebut sebagai gulee keumamah kemudian dikemas dalam kemasan yang sangat menarik.
Untuk pengolahannya keumamah biasa disayat tipis-tipis kemudian di tumis dengan bumbu khas aceh seperti asam sunti, bawang merah, bawang putih, daun salam dan masih banyak bum-bumbu lainnya untuk menambah rasa pada masakan.
Namun ada pula yang dijual hanya ikan keumamah nya saja, hal itu untuk menarik perhatian pembeli agar para pembeli bisa memilih apakah ingin yang sudah siap saji atau harus di olah terlebih dahulu. Mungkin hal tersebut diterapkan apabila ada para pembeli yang memiliki mengkreasikan sendiri untuk mengolah keumamah.
Untuk harganya keumamah yang belum di olah harga mulai dari 10 ribu rupiah akan tetapi untuk harga keumamah yang sudah diolah harga bisa dimulai dari 25 ribu rupiah dan itu tergantung dengan ukuran dan berat keumamah itu sendiri.
Untuk peminat  keumamah lumayan banyak karena keumamah selain dapat di simpan dalam jangka panjang, keumamah juga penganan yang sehat karena tidak ada unsur pengawet didalamnya. untuk rasa keumamah ini sendiri
tidak perludi ragukan lagi, rasa pedas kemudian disusul oleh rasa asam dari asam sunti membuat lidah seakan bergoyang. Terlebih lagi apabila di makan dengan nasi putih hangat, tidak bisa dibayangkan dengan kata-kata. Keumamah memang sang juara. 
Baik wisatawan daerah maupun luar daerah bahkan  ada wisatawan dari mancanegara yang berkunjung ke aceh pasti ada yang membeli keumamah ini untuk di bawa ke daerah asal mereka untuk di sajikan kepada keluarga tercinta.
Melestarikan makanan aceh merupakan suatu bentuk kecintaan seseorang akan budaya aceh. untuk itu mari kita sama-sama membangun kecintaan kita terhadap budaya daerah kita masing-masing khususnya bagi masyakat aceh, setidaknya marilah kita sebagai penerus bangsa dan penerus budaya nenek moyang untuk mempromosikan hal apa saja yang menjadi ciri khas di aceh, baik itu dari segi makanan, wisata, dan budaya yang ada di bumi aceh yang tercinta ini.


Komentar