Aceh seuramoe meukah, kata ini sungguh tidak asing bagi telinga masyarakat. Namun sungguh menyedihkan tanah air yang kokoh akan adat istiadat dan junjungan keagamaan ini telah sampai pada titik kepunahan akhlak dan norma akan Agama. Apalah arti Islam dimata masyarakat Aceh. Sungguh disayangkan, masyarakat Aceh yang sejak lahir dan turun-temurun sudah menganut agama Islam, begitu larut akan dunia sehingga lupa pada sang maha kuasa. Cinta akan tuhan yang telah menciptakan jiwa dan raga tidak lah begitu besar. Hal ini dapat kita lihat dari fenomena kehidupan masyarakat Aceh pada saat ini.
Hidup adalah suatu anugrah yang telah diberikan oleh Allah SWT. Tanpa kita sadari, Allah SWT yang tidak pernah lupa pada hambanya selalu senantiasa memberikan rahmat dalam setiap hembusan nafas hamba yang ia cintai. Sungguh Allah SWT tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Apabila Allah SWT menghendaki kehidupan seseorang akan berhenti saat ini juga, Kun fayakun. Apapun bisa terjadi. Namun manusia hanya bisa meremehkan saja, mereka berfikir bertaubat hanya pada saat ajal akan menjemput. Pernyataan itu sungguh mengiris hati bagi yang mendengarnya.
Megahnya masjid tidak seimbang dengan jamaahnya.
Apa gunanya masjid yang begitu banyak dan terdapat dimana-mana, tapi hanya dibiarkan, layaknya lukisan lama yang indah namun diletakkan didinding hanya untuk kita lihat saja. sungguh mengharukan, pada hakikatnya masjid yang merupakan rumah Allah SWT tersebut dibiarkan kosong dengan penghuni yang hanya itu-itu saja, seperti imam mesjid dan orang-orang tua lanjut usia yang sudah terbukakan pintu hatinya. Bahkan masjid hanya dijadikan sebagai tempat para pelancong yang hendak beristirahat.
Masjid Raya Baiturrahman, lihatlah mesjid itu sekarang. Masjid yang amat sangat dibanggakan oleh rakyat Aceh itu sekarang sangat menakjubkan, masjid ini siap menampung ribuan masyarakat. Seperti dalam targetnya masjid ini dibuat layaknya masjid Nabawi yang ada di Madinah Arab Saudi.
Mari kita lihat sekarang dan beberapa tahun kedepan, apakah masjid yang sudah dibangun nan megah itu akan selalu terpenuhi oleh orang-orang mukmin yang menunaikan shalat? Sayangnya masjid untuk saat ini hanya terpenuhi pada saat lebaran saja. Bahkan disaat bulan ramadhan pun kejadian yang tak asing lagi kita temui adalah semakin hari semakin berkurangnya jamaah yang menunaikan ibadah shalat tarawih di masjid.
Sederhana, manusia diberi kehidupan dan sebagai imbalannya manusia juga di beri tugas yang tak lain yaitu menjalankan segala yang perintahkan oleh Allah SWT serta mematuhi segala larangannya. Hidup hanya sekali, tak bisa kita pungkiri namun itu kenyataannya.
Tua muda sama saja, shalat sudah tak ada guna, dibenaknya hanya terfikirkan keindahan dunia semata, adzan yang berkumandang dibiarkan begitu saja. tanpa memperdulikannya. mereka yang sibuk dengan kegiatannya didunia sungguh dalam keadaan rugi.
Mereka Mencintai Agama Islam
Bila kita lihat lebih dalam, banyak Negara yang mayoritasnya beragama Kristen bahkan Yahudi sudah mulai mencintai agama Islam. Dan beralih keyakinan menjadi Muslim. Dibeberapa Negara besar didunia saat ini contohnya Jerman, agama islam sudah menjadi agama terbesar kedua yang diakui keberadaannya.
Mereka mencintai agama islam, kita yang sudah lebih dulu menganut agama islam bahkan sejak lahir pun tidak mau mencintai agama kita sendiri. tidakkah kita merasa malu ? sadarkah kita bahwa agama islam akan hilang dari bumi aceh ini ?
Berbekal pengetahuan tentang perbandingan agama, orang-orang barat yang mencari tahu tentang islam, mulai merasa ragu dengan agama sebelumnya. karena melihat ada banyak keraguan dalam agama mereka sendiri (yahudi atau kristen). Bahkan yang sebelumnya tidak beragama pun (atheis), merasa tertarik untuk mengetahui tentang islam.
Ajaran islam secara kajian ilmiah, merupakan ajaran yang paling jelas dan terperinci, pasalnya orang barat sangat kritis dan tidak mau menerima mentah-mentah apa yang mereka dengar atau baca. Mereka akan benar-benar menggali dan mencari tahu secara ilmiyah. Dan terbukti isi kandungan Al-qur’an tak dapat dibantah oleh ilmu pengetahuan tercanggih sekalipun.
Orang mualaf yang tadinya ‘buta’ tentang Islam merasa menyesal dan sangat menyayangkan citra Islam yang begitu buruk di media-media Barat. Sehingga, ketika cahaya Islam mereka dapatkan, mereka sangat ingin mengajak orang lain untuk ikut menyebarkan agama yang sangat indah ini. Islam telah dirasakan sebagai agama yang paling menjunjung tinggi kedamaian. Bukan seperti yang dicitrakan selama ini. Islam adalah teroris. Itu salah besar!
Di jerman, rumah-rumah ibadah untuk umat muslim semakin diperbanyak. Dan gereja-gereja banyak yang tutup. Bahkan ada gereja yang diubah menjadi masjid atau islamic center. Jual-beli rumah ibadah ini bukan karena faktor ekonomi. Melainkan karena jama’ah gereja semakin banyak yang meninggalkan gereja.
Kebebasan beragama, membuat orang Barat merasa mudah berganti agama. Apabila ragu dengan keyakinannya maka mereka bebas memiki agama mana yang dirasa cocok bagi mereka. Tak heran jika para orang tua tidak menghalang-halangi bahkan mendukung anak-anak mereka menjadi Muslim selama itu adalah demi kebebasan beragama dan independen. Demikian fenomena di barat yang sangat paradoks dengan fenomena di Aceh.
Jangan salahkan bangsa Barat apabila kebangkitan Islam mendatang malah akan dipimpin oleh mereka. Dan kita sebagai orang yang pernah bersusah payah membangun Islam malah menjadi penonton saja. Apakah kita mau kota madani di Aceh hanya sebatas simbol? Dan kota madani sesungguhnya malah ada di Jerman.
Rugi sekali tetes peluh dan darah nenek moyang orang Aceh yang telah bersusah payah membangun Aceh. Apabila akhirnya dilupakan begitu saja jasa-jasa mereka oleh generasi saat ini. Aceh seperti telah kehilangan ruhnya. Mungkinkah ruh Islam dari Aceh memang telah pindah ke Jerman?
Daftar bacaan :
Barlian AW, Anehnya Aceh 2014
Hasan Basri M. Nur, Geografi Islam 2015
Komentar
Posting Komentar